Dalam perjalanan hidup ini aku
sering merasakan betapa sulitnya untuk hidup benar di tengah dunia yang semakin
maju ini.
Apakah itu dilingkungan
tempat aku bekerja, lingkungan tempat tinggalku bahkan tekadang justru diantara
saudara ataupun sanak family.
Aku sering sekali harus
diperhadapkan dengan berbagai karakter yang justru akan menjauhkan ku dari apa
yang dikehendaki Tuhan aku perbuat. Berbagai godaan yang ditawarkan mungkin
saja akan menggoyahkan iman percayaku akibat tekanan dan beban hidup yang saya
hadapi.
Pernah aku di dalam
lingkungan tempat ku bekerja ketika aku ditugaskan untuk memberikan sejumlah
uang kepada pimpinan di sebuah instansi dengan tujuan agar proyek yang sedang
diminta oleh perusahaan tempat aku bekerja bisa dimenangkan oleh pejabat
instansi tersebut.
Hati kecil ku sebenarnya
memberontak, kenapa hal ini harus aku lakukan, kenapa aku mau saja menjadi
perantara dalam perbuatan dosa ini. Hal seperti ini lah yang slalu menjadi dilema
yang sering saya alami bahkan bisa jadi ada diantara teman-teman yang juga
mengalaminya.
Pernah aku membaca sebuah
perumpamaan tentang gandum dan ilalang yang tumbuh secara berbarengan.dilahan.
Kedua tanaman itu tumbuh bersama sehingga sangat sulit untuk membedakannya.
Dan ketika si pekerja di ladang
tersebut meminta kepada tuannya agar ilalang itu mereka cabut, malah si tuannya
melarang nya dan berkata biar lah kedua jenis tanaman itu tumbuh bersama,
hingga pada saatnya nanti ketika tiba masanya untuk memanen, barulah nanti yang
ilalang akan dikumpulkan secara bersama dan diikat dalam satu ikatan kemudian
dibakar Sementara yang gandum juga akan dikumpulkan secara bersama dan
dimasukkan ke dalam lumbung.
Sering sekali memang di
dalam hidup ini kita terlalu sulit untuk bertahan di dalam prinsip memegang
teguh kebenaran. Dan semua itu bermuara kepada ketakutan kita akan beban yang
akan menimpa kita, misalnya kehilangan pekerjaan, dikucilkan dari pergaulan dan
lain sebagainya.
Sering sekali kita lupa
bahwa hidup di dunia ini hanya sementara saja. Akibatnya kita akan
terkontaminasi menjadi “ilalang” yang pada waktu nya nanti akan dibakar habis.
Untuk tetap bisa menjadi “gandum” diantara semak “ilalang” memang butuh pengorbanan.
Tetapi tetaplah berusaha menjadi “gandum”
diantara “ilalang” sekalipun
perjalanan hidup ini terasa berat. Karena tidak selamanya kita akan diberikan
beban yang begitu berat. Segala beban permasalahan di dunia ini seberat apapun
itu pasti ada jalan keluarnya.
Banyak tawaran dan godaaan
yang setiap hari disuguhkan buat kita. Dan pilihan ada pada kita. Apakah kita
bisa tetap bertahan menjadi “gandum” ataukah
kita akan terkontaminasi menjadi “ilalang”
No comments:
Post a Comment
Silahkan isi komentar anda disini